Pengertian BEP dan ROI yang Wajib Diketahui Oleh Pengusaha
Penting bagi para pengusaha untuk memahami pengertian BEP dan ROI agar dapat melakukan kontrol dan analisa atas kinerja perusahaannya.
Pengertian BEP dan ROI tentunya merupakan salah satu topik penting yang perlu Anda pahami, terutama bila hendak memulai usaha mandiri.
Untuk lebih memudahkan Anda memahami pengertian BEP dan ROI berikut perbedaannya, Anda bisa mempelajari sejumlah contoh soal mengenai topik ini.
Pengertian BEP dan ROI
Pembahasan teori mengenai pengertian BEP dan ROI merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam bidang studi ilmu Ekonomi, khususnya Akuntansi.
Jika Anda berminat, tentu tidak ada salahnya kembali ke bangku perguruan tinggi atau universitas untuk mendalami mengenai teori itu selengkapnya.
Akan tetapi, jika situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu, Anda tidak perlu berkecil hati.
Ada cukup banyak artikel yang berisi informasi edukatif mengenai pengertian BEP dan ROI ini berikut contoh penerapannya secara praktis.
Memahami Lebih Jauh Mengenai BEP
Istilah BEP merupakan singkatan dari Break Event Point yang lantas diterjemahkan sebagai titik impas atau balik modal dalam suatu bisnis.
Secara teoritis, pengertian BEP adalah kondisi saat jumlah total biaya operasional sama dengan pendapatan. Jadi, Anda tidak memperoleh keuntungan, tetapi juga tidak mengalami kerugian.
Manfaat Analisa BEP
Bagi Anda selaku pengusaha, analisa BEP dapat memberikan sejumlah manfaat sebagai berikut:
- Memberikan informasi mengenai total biaya produksi perusahaan
- Menetapkan batasan atau margin penjualan agar perusahaan tidak sampai mengalami kerugian
- Memberi gambaran atau estimasi terkait potensi perusahaan mengalami balik modal
- Dapat berfungsi sebagai dasar perhitungan laba
Elemen-elemen Dasar Untuk Perhitungan BEP
Untuk dapat mempelajari cara menghitung BEP, ada beberapa elemen yang perlu Anda cermati terlebih dahulu, yaitu:
Fixed Cost
Fixed cost atau biaya tetap adalah jumlah pengeluaran yang harus selalu dibayarkan oleh suatu perusahaan meskipun tidak sedang berproduksi.
Yang termasuk dalam kategori fixed cost ini contohnya biaya sewa tempat, pajak properti, dsb.
Variable Cost
Berbeda dengan fixed cost, variabel cost adalah biaya yang jumlahnya tidak tentu dan berubah-ubah sesuai hasil produksi perusahaan.
Yang termasuk dalam kategori variable cost antara lain biaya bahan baku, komisi penjualan, dll.
Mixed Cost
Jenis biaya ini merupakan gabungan dari fixed dan variable cost. Jadi, perusahaan wajib membayarkannya secara berkala dan jumlah pembayaran itu akan meningkat jika produksi bertambah.
Untuk menempatkannya dalam perhitungan BEP, Anda perlu mempertimbangkan jenis biaya ini lebih condong sebagai fixed atau variable cost.
Contoh mixed cost antara lain gaji karyawan, biaya listrik, air, dll.
Harga Pokok Penjualan (HPP)
Jumlah HPP menunjukkan total biaya murni yang diperlukan untuk menghasilkan suatu satuan produk tanpa adanya penambahan unsur laba.
Margin Laba
Pengertian dari margin laba ini adalah besarnya persentase keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan.
Rumus Perhitungan BEP
Perhitungan BEP dapat diperoleh dalam satuan unit atau nominal penjualan. Rumus perhitungan untuk BEP dalam satuan unit adalah:
BEP per unit = fixed cost / (harga jual per unit – variable cost per unit)
Sementara itu, rumus BEP untuk nominal penjualan adalah:
BEP (per penjualan) = fixed cost / {1 – (total variabel cost / harga total)}
Atau, bila Anda telah lebih dahulu mendapatkan BEP per unit, BEP per penjualan bisa didapat dengan rumus:
BEP per penjualan = BEP per unit x Harga Jual per Unit
Memahami Lebih Jauh Tentang ROI
Istilah ROI berasal dari singkatan Return of Investment atau tingkat pengembalian investasi yang didapat oleh suatu perusahaan.
Secara teoritis, ROI meupakan hasil perhitungan laba bersih yang diperoleh perusahaan dari nominal investasi yang telah dikeluarkannya.
Manfaat Analisa Perhitungan ROI
Perhitungan ROI dapat memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan antara lain:
- Berfungsi sebagai sarana mengukur efisiensi dan efektivitas penggunaan modal
- Efisiensi penggunaan modal tersebut dapat menjadi pembanding kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis
- Memberikan gambaran mengenai profitabilitas perusahaan
- Sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan langkah investasi perusahaan dalam rangka melakukan ekspansi
Kelemahan Analisa ROI
Meskipun cukup bermanfaat bagi perusahaan, analisa dengan perhitungan ROI rupanya juga mempunyai kelemahan. Salah satunya adalah terdapat fluktuasi nilai uang atau daya beli.
Selain itu, relatif sulit untuk benar-benar bisa membandingkan perusahaan dengan perusahaan sejenis lain secara tepat hanya dengan berdasarkan ROI.
Hal tersebut karena setiap perusahaan seringkali menerapkan metode akuntansi yang berbeda.
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Perhitungan ROI
Ada dua hal yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan ROI yaitu:
Tingkat Turnover Operating Asset
Nilai turnover bisa diperoleh dari tingkat perputaran aktiva yang dipakai untuk operasional perusahaan setiap harinya. Hal ini merupakan salah satu aspek fundamental dalam bisnis.
Profit Margin
Profit margin adalah besarnya keuntungan atau laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Penilaian laba bersih ini bisa menjadi indikasi apakah perusahaan memiliki ROI atau tidak.
Rumus Perhitungan ROI
Cara menghitung besarnya ROI bisa dibilang relatif sederhana, yakni dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROI = (Pendapatan Hasil Investasi – Jumlah Investasi) / Jumlah Investasi x 100%
Contoh Soal Untuk Meningkatkan Pemahaman Mengenai Pengertian BEP dan ROI
Untuk lebih memperjelas pemahaman Anda mengenai konsep serta pengertian BEP dan ROI, Anda bisa mencoba mempelajari contoh soal berikut:
Contoh Soal Perhitungan BEP
Sebuah perusahaan memiliki catatan kebutuhan biaya tetap per bulan sebesar Rp140.000.000 dengan perincian sebagai berikut:
- Gaji pegawai Rp75.000.000
- Asuransi kesehatan Rp15.000.000
- Biaya penyusutan kendaraan Rp1.500.000
- Sewa gedung kantor dan pabrik : Rp48.500.000
Sementara itu biaya variable per unitnya senilai Rp75.000 yang terdiri atas:
- Biaya bahan baku Rp35.000
- Ongkos tenaga kerja Langsung Rp25.000
- Biaya lain-lain Rp.15.000
Harga jual produk perusahaan itu per unit adalah Rp95.000. Jadi, perhitungan BEP-nya adalah sebagai berikut:
BEP per unit = fixed cost / (harga jual per unit – variable cost per unit)
=Rp.140.000.000 / (Rp95.000 – Rp75.000)
= Rp140.000.000 / Rp20.000
= 7000
Jadi, untuk mencegah kerugian, perusahaan setidaknya harus menjual produk seharga Rp95.000 itu minimal sebanyak 7.000 unit setiap bulannya.
Lebih lanjut, Anda dapat memantaatkan perhitungan BEP tersebut untuk menentukan target penjualan berdasarkan jumlah laba yang ingin dicapai sebagai berikut:
Misalkan target laba yang ingin Anda peroleh setiap bulannya sebulan sebesar Rp60.000.000, maka target minimal penjualan yang harus dicapai adalah:
BEP Laba = (biaya tetap + target laba) / (harga per unit – biaya variable per unit)
= (Rp140.000.000 + Rp60.000.000) / (RP95.000 – Rp75.000)
= 200.000.000 / 20.000
= 10.000 unit
Contoh Soal Perhitungan ROI
Perusahaan menginvestasikan dana untuk promosi sebesar Rp20.000.000 dan berhasil meraih angka penjualan senilai Rp25.000.000. Hal itu berarti laba yang diperoleh adalah sebesar Rp5.000.000.
Dari data tersebut dapat diperoleh angka perhitungan ROI sebagai berikut:
ROI = (Pendapatan Hasil Investasi – Jumlah Investasi) / Jumlah Investasi x 100%
= (Rp25.000.000 – Rp20.000.000) / Rp 20.000.000 x 100%
= 50%
Faktor-faktor Serta Strategi yang Dapat Berpotensi Meningkatkan BEP dan ROI
Sebagai pelaku usaha, Anda tentunya berharap perusahaan bisa sesegera mungkin balik modal dan menghasilkan keuntungan atau laba secara optimal.
Oleh karena itu, ada baiknya Anda mencermati faktor-faktor serta strategi yang dapat meningkatkan BEP maupun ROI perusahaan tersebut.
Faktor-faktor yang Dapat Meningkatkan BEP
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan BEP perusahaan antara lain:
Pertambahan jumlah penjualan
Saat jumlah permintaan konsumen bertambah, perusahaan pun otomatis akan menambah jumlah produksi untuk mengimbanginya. Hal ini otomatis akan meningkatkan biaya variabel produksi.
Oleh karena itu, perusahaan pun akan menaikkan BEP-nya agar dapat menutup pertambahan biaya produksi tersebut.
Bertambahnya biaya produksi
Peningkatan biaya produksi bisa juga terjadi akibat kenaikan harga bahan baku. Hal tersebut umumnya juga akan menyebabkan kenaikan BEP serta biaya-biaya lainnya.
Biaya Peralatan Produksi
Perusahaan umumnya juga perlu mengalokasikan sejumlah biaya tertentu untuk perawatan alat-alat produksi. Hal ini penting mengingat kerusakan alat produksi bisa mengakibatkan akvititas perusahaan terkendala.
Strategi Untuk Meningkatkan ROI
Ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan dalam rangka meningkatkan ROI, antara lain:
Buat sasaran serta rencana pencapaian ROI
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan jika hendak mencapai sesuatu tentunya adalah dengan menetapkan target atau sasaran.
Jadi, buatlah target serta rencana pencapaiannya secara konkrit melalui langkah-langkah aktivitas operasional usaha Anda.
Fokus untuk menggali dan mengembangkan Unique Selling Product (USP)
Setiap produk tentu memiliki Unique Selling Product (USP) atau keunikan masing-masing yang membuatnya mendapat tempat di hati konsumen.
Dengan fokus mengembangkan kekhasan tersebut agar bisa lebih efektif memenuhi kebutuhan konsumen, niscaya pendapatan dan laba perusahaan pun akan meningkat.
Pertimbangkan untuk menaikan harga jual produk Anda
Kenaikan harga terkadang memang bisa beresiko membuat konsumen beralih pada produk lainnya. Hal inilah yang terkadang membuat pengusaha ragu untuk melakukannya.
Namun, sebetulnya rata-rata konsumen tidak keberatan dengan kenaikan harga asalkan hal itu sebanding dengan value dan manfaat yang diperolehnya.
Jajaki peluang untuk memasuki channel pemasaran lain
Meski channel pemasaran Anda saat ini sudah cukup menguntungkan, ada baiknya Anda tetap terbuka dan terus berupaya menjajaki pasar baru.
Hal ini dapat berpotensi memperluas dan mempercepat jangkauan usaha Anda. Selain itu, bisa jadi akan menemukan cara-cara pemasaran baru yang lebih efektif.
Gunakan A/B Testing untuk menguji strategi perusahaan
Metode A/B Testing digunakan untuk membandingkan kesesuaian strategi yang dirumuskan perusahaan untuk menjawab kebutuhan konsumen.
Anda bisa menguji jenis-jenis strategi yang telah Anda rancang sebelumnya dengan metode ini untuk menentukan pilihan strategi yang paling efektif.
Cobalah menerapkan strategi konten marketing
Di era informasi digital saat ini, hampir semua jenis perusahaan berlomba-lomba untuk menerapkan strategi digital dan konten marketing.
Strategi ini memang memungkinkan Anda untuk menjangkau pasar yang lebih besar dengan cara yang lebih cepat pula.
Selain itu, penerapan strategi ini juga bisa meningkatkan brand awareness serta membangun citra perusahaan yang lebih modern dan positif.
Untuk mendapatkan materi pembelajaran yang lebih lengkap mengenai pengertian BEP dan ROI ini, Anda bisa mempelajari buku-buku panduan ilmu akuntansi.