Harus mampu menggali customer insight – Pasar yang bergerak dinamis serta sulit untuk diprediksi membuat persaingan semakin ketat, tak jarang, banyak perusahaan yang “keteteran” dalam menghadapinya tanpa mampu menentukan arah dan hanya mampu bertahan sebagai follower, namun disisi lain ada pula perusahaan yang melenggang dengan mudah menghadapi perubahan tersebut, sekaligus mem-posisikan diri sebagai market driver
Seperti diungkapkan oleh Ignas G. Sidik, Pengamat pemasaran dari Prasetiya Mulya Business School, bahwasanya Perusahaan yang bisa menjadi market driver adalah mereka yang lebih cerdas mengimplementasikan strategi marketingnya, lazimnya ada dua hal yang biasa dilakukan perusahaan
Pertama, Menjadi Market driven, yakni kecenderungan perusahaan menghasilkan produk atau layanan yang berorientasi pada reaksi dari pelaku pasar dan bertarung mengikuti kondisi pasar
Upaya kedua, Perusahaan berusaha menjadi market driving, untuk mempengaruhi struktur dan arah pasar dengan menciptakan produk atau layanan yang mampu menggerakan dan mengedukasi pasar “Sejatinya perusahaan yang dapat mengimplementasikan market driving mempunyai kans lebih besar menjadi market leader, sebab bila hanya menjadi market driven, mungkin teorinya mudah, namun praktiknya sangat sulit karena menghadapi persaingan ketat untuk merebut pasar,” jelas Ignas
Berdasarkan pengamatan Ignas, upaya perusahaan di Indonesia untuk menjadi market driving, dibagi menjadi tiga kelompok
Pertama, Perusahaan yang membuka pasar secara tradisional tanpa inovasi
Kedua, Perusahaan yang berhasil membuka pasar dengan menciptakan dan menawarkan sesuatu yang baru ke pasar, namun terbilang belum terlalu berhasil
Ketiga, Perusahaan yang sukses menciptakan sesuatu yang baru dan secara konsisten meng-edukasi pasar serta menjalankan inovasi dan nilai tambah yang ditawarkan
Menurut Ignas, inovasi tak harus selalu besar dan sesuatu yang baru, cukup memodifikasi yang sudah ada, namun dianggap menarik dan memunculkan gairah baru dalam pasar, keunggulan inilah yang mampu membawa perusahaan menjadi market driver, bahkan keluar menjadi market leader di industri yang digelutinya, Nah, untuk menghasilkan inovasi yang dapat mengakomodir semua keinginan dan kebutuhan pasar tersebut, kuncinya terletak pada kemampuan perusahaan menggali customer insight, sebagai pencerahan dan kemudahan untuk menggandeng serta menggerakan konsumen
Customer insight bukan terletak pada kebutuhan produk atau layanannya saja, tetapi juga harus merepresentasikan ciri ciri dari nilai lebih yang diinginkan konsumen, uniknya, justru terkadang konsumen tidak mengetahui kebutuhan yang diperlukan, tentu ini menjadi tantangan dan peluang bagi marketer untuk menemukan dan menjawab kebutuhan tersebut, langkah awal yang bisa dilakukan marketer adalah mendengar dan mengamati, termasuk mengumpulkan data konsumen yang sudah ada
Kejelian juga menjadi faktor keberhasilan marketer dalam mendapatkan customer insight guna menentukan peluang peluang bisnis yang ada, dicontohkan Ignas, Lion Air merupakan salah satu maskapai penerbangan yang menjadi Market driver karena kejelian melihat peluang pasar di penerbangan low cost carrier (LCC) di Indonesia, Begitu Lion Air meluncurkan penerbangan LCC, maskapai lain tergerak untuk masuk dan terbentuklah pasarnya, memang yang dilakukan Lion Air bukan sesuatu yang baru pada bisnis penerbangan di dunia, hal ini juga sudah dilakukan Southwest Airlines yang dikenal sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah, tanpa pajak atau diskon, dan melayani rute rute jarak dekat
Malahan inovasi yang dilakukan Southwest Airlines mampu memberikan nilai lebih kepada penumpang, bahkan menciptakan persaingan baru, bukan hanya sesame penyedia jasa penerbangan, tetapi juga termasuk penyedia jasa transportasi darat “Untuk menjadi market driving, saya sarankan perusahaan Indonesia “menyontek” dari bisnis diluar negeri untuk mencari inspirasi dan pijakan dalam berinovasi , Menyontek itu bukan hal tabu selama tidak melanggar hokum dan bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada yang dicontek,” tegas Ignas
Special Thanks:
Bapak Ignas G. Sidik
Pengamat Pemasaran dari Prasetiya Mulya Business School