Akhir akhir ini outsourcing menjadi isu yang paling sensitif dihembuskan oleh para buruh di Indonesia, demonstrasi buruh besar besaran di berbagai kota di Indonesia pada bulan oktober 2017 membuat pemerintah mengkaji peraturan soal outsourcing
Ketika para pekerja outsourcing meneriakkan perubahan nasib mereka, dunia justru sedang bergerak menuju crowdsourcing, mereka bukan-lah buruh perusahaan outsource di dunia maya, crowdsourcing adalah proses mendistribusikan atau meng-outsource-kan pekerjaan ke sekumpulan orang
Perbedaan antara crowdsourcing dan outsourcing tradisional adalah, pekerjaan ini diberikan kepada publik, bukan kepada para pekerja bayaran yang terkait dengan status karyawan, mereka adalah volunteer yang siap menerima pekerjaan dari belahan dunia mana pun, mereka menyumbangkan ide, menyelesaikan problem, dan bahkan mengambil peran dari sebuah pekerjaan besar, perusahaan pemberi kerja terkadang bahkan tidak tahu siapa yang bekerja untuk mereka
Salah saru contoh crowdsourcing yang terbesar di Indonesia adalah sribu, berbagai macam pekerjaan bisa anda lempar ke sana, mulai dari design web, design maskot, design logo dan lain sebagainya, di luar negeri, sebuah perusahaan call center tidak lagi membutuhkan agen yang bekerja delapan jam di sebuah kantor, mereka mempekerjakan ibu ibu dirumah untuk menjadi agen call center, tentu saja mereka punya standard kualitas untuk memilih orang orang ini, setiap ada panggilan masuk, sistem mereka melacak orang yang sedang available di depan komputer, dengan akses internet dan headset, kira kira metode ini apakah akan diadaptasi perusahaan perusahaan di Indonesia seperti lazada, akulaku, shopee ke depannya? Karena dari segi pengeluaran, tentu akan lebih hemat biaya dan dapat menjadi pekerjaan sampingan untuk emak emak gaoel, bukan?
Marketer akan semakin butuh crowdsourcing manakala inovasi menjadi hal yang harus dihadapi oleh mereka sehari hari, mereka mengumpulkan ide dan kreativitas dari berbagai sumber, salah satunya dengan merekrut para crowdsource ini dari berbagai penjuru dunia maya untuk menghasilkan ide ide genius
Tentu saja, anda tidak bisa memanfaatkan para “pekerja” crowdsourcing ini untuk kepentingan anda semata tanpa memperhatikan benefit yang diberikan kepada mereka, jangan sampai anda memanfaatkan mereka terus untuk mencuri ide dan bahkan mendorong mereka menyelesaikan problem anda tanpa memberikan reward sama sekali
Saya membayangkan jika sebuah perusahaan yang memiliki crowdsourcing yang banyak tiba tiba berunjuk rasa meng-hack server anda, atau bahkan menyebarkan isu negatif di media sosial, semua terjadi karena perusahaan anda dianggap memanfaatkan crowdsourcing untuk mencuri ide atau membayar dengan reward yang kurang pantas, yang terjadi, kemacetan di dunia maya 🙂
Kapan waktu yang tepat untuk melakukan Crowdsourcing
Saat perusahaan anda lemah di salah satu lini dan memerlukan cara yang praktis dalam mempekerjakan seseorang atau lebih tanpa mengeluarkan biaya sebanyak anda menggaji seseorang ahli, karena untuk mempekerjakan seorang ahli diperlukan gaji yang mumpuni + fasilitas + Tunjangan tunjangan
Dalam crowdsourcing efesiensi budget dapat terjadi, karena anda melakukan crowdsourcing hanya pada saat momen momen tertentu, misal, deadlock saat membuat design web dan para pekerja crowdsoucing dibayarkan per job, per time, per kuartal dan mereka harus disertai reward yang sesuai jika mereka melakukan pekerjaan diluar ekspektasi
Saat ini Mindi ada salah satu lini yang lemah, yaitu dalam sosial media, kebetulan (atau jodoh) tim yang ada sekarang mempunyai sifat yang sama, introvert, kumpulan orang orang yang tidak suka dengan keramaian dan suka migrain tiba tiba kalau kelamaan di sosial media :), mungkin suatu hari nanti kami akan mencoba crowdsourcing ini untuk merekrut sosial media officer, bagaimana dengan usaha anda? Apakah sekiranya usaha anda memerlukan crowdsourcing